ABOUT


Silsilah Kumai ini belum lengkap dan tidak akurat, tetapi untuk sementara bisa dijadikan pedoman. Bila ada sanak saudara yang mempunya silsilah, tolong lah di scan dan kirim ke email kami: fmangunjaya@yahoo.com. Akan kami tambahkan, supaya kita bisa menjalin silaturahim dan persatuan.

Sunday, April 23, 2023

Berikut Silsilah HM Yusuf Istri ke III, Kuin Banjarmasin Update (2023)


3. Datu Aci Bin HM Yusuf (meninggal usia lebih dari 120 tahun) (Ibunya Guru Dolah Rumah Tinggi)


IV. H M Yusuf Kawin ke IV dengan ......di Sampit, mempunyai anak:

Lihat juga Keluarga Sampit 

1. Aminah  (Ibunya Said Ali) ( Ini ke Bubuhan Habaib), Ani, Sinyo, Said Usman
2. Ujang...


V. H M. Jusuf Kawin ke V dengan .......(Pontianak ? mempunyai anak (info Khusnanto, 25/5/2021 dan H Lamimah, Banjarmasin)

1. H Syukur bin H Yusuf
2. Sadiah binti H Yusuf 

1 Haji  Syukur punya anak dari Istri I di Pontianak 

Anak

1. H Mahmud (anak tunggal)

Anak-anak:

1. Yusuf Kabir bin H Mahmud
2. Husein bin H Mahmud (Pontianak?) / Kampung Tambelan Sampit
3. Hadijah binti H Mahmud

2. Husen (Pak Ci Husin) kawin dengan...

anak anak:

1. Mulyadi
2. Hartoni
3. Jamiril
4. Mauludin
5. Sri Wahyuni
6. Sabrani


H Syukur menikah II dengan Ibu Tanun, di Kotabaru, Kalbar, (punyai tiga Anak)

anak

1. Halimah 
2 Hadijah 
3. Abdul Hamid

H Syukur menikah III, dengan Ibu Mala,  di Kabupaten Seruyan, Pembuang Hulu, KALTENG

anak:

1.H Abdullah
2.Habibah
3.Jamilah
4.Abdul Karim
5 Aminah
6 Abdul Somad
7. Rokayah
8. Abdul Madjid (Kai Majid)
3. Ahmad Badius (Kai Badius)

II. H Sadiah binti H Yusuf kawin dengan ....
 
anak:

Anak:
1. H Mat Seman (ayah dari M Majeri, Penghulu Kumai)
2. Bahriah 


Tuesday, April 4, 2023

Cuplikan Sejarah: Syekh Mufti HM Kholid Al Banjari

{Kisah Singkat salah satu Cucu Datuk Kalampayan}

Oleh : Abi Nilna (BangAhmad)

Hari ke 14 Bulan Ramadhan bertepatan nya wafat nya Syekh Mufti Haji Muhammad Kholid Bin Syekh Kholifah Haji Hasanuddin Bin Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.

Siapa beliau?

Beliau salah satu Cucu Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dari Isrti Tuan Guat (Go Hwat Nio)

Haji Muhammad Kholid Bin Syekh Kholifah Haji Hasanuddin yaitu seorang Guru/Penasehat juga menjabat sebagai Mufti Kerajaan Banjar terakhir di masa Pemerintahan Sulthon Hidayatullah Bin Sulthan Abdurrahman Bin Sulthon Adam Al Watsiqubillah Bin Sulthon Sulaiman Rahmatulloh.

Beliau juga mempunyai beberapa orang Istri dan beberapa mempunyai anak,adapun di antara anak-anak Syekh Mufti Haji Muhammad Kholid di antara nya iyalah : H.Muhammad Yusuf, Haji Abdullah serta salah satu Istri Abdul Qodir/H.Abdul Ghani berpangkat Patih dengan Gelar

(Patih Mangun Jaya).Adapun Haji Muhammad Yusuf & Patih Mangun Jaya lebih dulu wafat dari Syekh Mufti Haji Muhammad Kholid sebelum terjadi nya Pecah Perang Banjar yang terjadi Pada Tahun 1859-1906 M.

Setelah tertangkap nya Sulthon Hidayatullah akibat tipu muslihat Belanda yg mana mereka megutus mata2 nya agar memalsukan Stempel ibunda Sulthan Hidayatullah serta mengirimkan Surat Palsu bahwa ibunda ingin bertemu,sebelum berangkat,beliau berpesan kepada Paman Beliau yaitu Pangeran Antasari,apapun yang terjadi pada diri beliau,beliau berpesan agar melanjutkan perjuangan,maka dengan berhati-hati berangkatlah Sulthan Hidayatullah berdua saja tanpa pengawalan dengan adik nya bernama Pangeran Abdullah melalui jalur sungai,akan tetapi di tengah pejalanan beliau bersama adik nya di hujani peluru oleh tentara belanda serta antek2 nya sehingga Pangeran Abdullah terkena Peluru tersebut hinggal menghembuskan Nafas terakhir.

Sesampai ketepi sungai,beliau di Tangkap dan di arak kelliling serta di isukan keseluruh penjuru bahwa Sulthan/Pangeran Hidayatullah menyerah.Sebelum beliau di asingkan Ke Cianjur Jawa Barat,beliau memandikan serta ikut menguburkan adik Beliau Pangeran Abdullah di Alkah Kesulthan Banjar di Pasayangan di Alkah Sulthan Abdurrahman Bin Sulthan Adam Al Watsiqubillah.

Setelah heboh nya tertangkap nya dengan di isukan ke seluruh Penjuru bahwa Sulthan/Pangeran Hidayatullah Menyerah,maka Syekh Mufti Haji Muhammad Kholid mengasingkan diri dari Belanda ketempat berbeda beda kampung bahkan sempat bersembunyi kedalam hutan,sehingga beliau termasuk dalam Pencarian Belanda.

Syekh Mufti Haji Muhammad Kholid wafat di Dalam Pagar pada Tanggal 14 Ramadhan dan di Makamkan di Karang Tengah (Tungkaran)

Allohumma firlahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu.

Demikianlah kisah singkat ini di buat,agar kita bisa mengambil pelajaran dari kisah nya,mudahan kita sekeluarga di masukkan kedalam golongan Ummat Rosululloh di kumpulkan kedalam Syurga Firdaus bighoiril Hisab Aamiin Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin.

--

Catatan dari Abang Husnanto:

Kalau melihat tahun terjadinya perang Banjar sesuai dgn cerita dari niniku bahwa H. Syukur, lari karena mau ditangkap Belanda, meninggalkan kota Banjarmasin ke Pontianak - Kota Baru yang akhirnya me menetap di Tumbang Langkai di pedalaman dekat perbatasan Kalbar dgn Kalteng yang pada masa itu disitu tidak ada yang beragama Islam, semuanya Animisme( Dayak ngaju) jadi H.Syukur dan keturunannya tinggal di Tumbang Langkai dari awal tahun 1900 sampai tahun 1973, dan saya sendiri Husnanto lahir di Tumbang Langkai, yang saya ingat disitu cuma ada empat rumah, rumah Induk yang ditempati H. Syukur kira2 luasnya 20 x 25m, dapur terpisah dgn ukuran KL 15 x 7 m, model rumah Banjar. Yg 3 buah rumah anak dan cucunya H. Syukur. Diantaranya rumah yang kami tempati, rumah Alm Salamat ( bapaknya Saleman) Abang dari Acil Lamimah Banjarmasin. Yang satu rumah nenek Jamilah neneknya Solhan. Yang saya masih belum tau dari mana sumber dana H. Syukur dalam pelariannya tapi hidup berkecupan dimana dia sembunyi bisa bikin rumah besar buat kebun karet luas di Ponti, Kotabaru, di Tumbang Langkai.

(Diambil dari WAG Grup Keluarga H Syukur bin H M Yusuf, (Martapura, Banjarmasin)